
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
««•»»
idz awaa alfityatu ilaa alkahfi faqaaluu rabbanaa aatinaa min ladunka rahmatan wahayyi/ lanaa min amrinaa rasyadaan
««•»»
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."
««•»»
When the youths took refuge in the Cave, they said, ‘Our Lord! Grant us a mercy from Yourself, and help us on to rectitude in our affair.’
««•»»
Kemudian dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala mulai menguraikan cerita Ashabul Kahfi itu kepada Rasul Shalallaahu 'Alayhi Wasallam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan kepada Rasul-Nya bahwa ketika zaman dahulu beberapa pemuda keturunan bangsawan di suatu negeri, karena takut penganiayaan rajanya, pergi mencari perlindungan ke dalam gua pada sebuah gunung.
Di dalam gua inilah mereka membulatkan tekadnya, menghabiskan masa remajanya untuk mengabdi kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Menurut riwayat pemuda-pemuda itu putra-putra bangsawan dan pembesar orang Romawi. Mereka berpakaian mahkota kebangsawanan dan memakai gelang keemasan. Kemudian mereka berdoa kepada Tuhan semoga Dia melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka dari sisi Nya.
Mereka mengharapkan pengampunan, ketenteraman, dan rezeki dari Allah sebagai anugerah yang besar atas diri mereka. Selain daripada itu memohon pula, kiranya Tuhan memudahkan bagi mereka jalan yang benar untuk menghindari godaan dan kelaliman orang-orang kafir dan untuk memperoleh ketabahan dalam menaati Tuhan sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sungguh Allah telah menolong mereka sewaktu raja kafir itu berhasil menemukan jejak mereka pada pintu gua itu, lalu masuk ke dalamnya, maka Allah SWT menutup penglihatan mereka sehingga mereka tidak dapat melihat para pemuda tersebut. Oleh karena itu akhirnya raja memutuskan menutup pintu gua itu dengan perkiraan bahwa mereka akan mati kelaparan dan kehausan.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ingatlah (tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua) Lafal Al-Fityah adalah bentuk jamak dari lafal Fataa, artinya pemuda; mereka khawatir iman mereka akan dipengaruhi oleh kaumnya yang kafir (lalu mereka berdoa, "Wahai Rabb kami! Berikanlah kepada kami dari sisi-Mu) dari hadirat-Mu (rahmat, dan sempurnakanlah) perbaikilah (bagi kami bimbingan yang lurus dalam urusan kami ini.)" yakni petunjuk yang lurus.
««•»»
Mention, when the youths took refuge in the Cave (fitya, ‘youths’, is the plural of fatā, and denotes a mature young man) fearing for their faith from their disbelieving people, they said, ‘Our Lord! Give us mercy from Yourself and remedy for us our affair through rectitude’, [through Your] guidance.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 9]•[AYAT 11]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#18:10
Mention, when the youths took refuge in the Cave (fitya, ‘youths’, is the plural of fatā, and denotes a mature young man) fearing for their faith from their disbelieving people, they said, ‘Our Lord! Give us mercy from Yourself and remedy for us our affair through rectitude’, [through Your] guidance.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 9]•[AYAT 11]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#18:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar