Minggu, 19 April 2015

[018] Al Kahfi Ayat 019

««•»»
Surah Al Kahfi 19

وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا
««•»»
wakadzaalika ba'atsnaahum liyatasaa-aluu baynahum qaala qaa-ilun minhum kam labitstum qaaluu labitsnaa yawman aw ba'dha yawmin qaaluu rabbukum a'lamu bimaa labitstum faib'atsuu ahadakum biwariqikum haadzihi ilaa almadiinati falyanzhur ayyuhaa azkaa tha'aaman falya/tikum birizqin minhu walyatalaththhaf walaa yusy'iranna bikum ahadaan
««•»»
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
««•»»
So it was that We aroused them [from sleep] so that they might question one another. One of them said, ‘How long have you stayed [here]?’ They said, ‘We have stayed a day, or part of a day.’ They said, ‘Your Lord knows best how long you have stayed. Send one of you to the city with this money. Let him observe which of them has the purest food, and bring you provisions from there. Let him be attentive,[Or ‘careful.’] and let him not make anyone aware of you.
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan tentang bangunnya mereka dari tidur. Keadaan mereka, badan, kulit, rambut dan lain-lain sama halnya sewaktu sebelum mereka tidur. Semuanya sehat dan semuanya masih utuh, bahkan pakaian yang melekat di badan-badan mereka tetap utuh. Allah SWT memperlihatkan kepada mereka keagungan, kebesaran dan kekuasaan Nya, dan keajaiban serta keluarbiasaan perbuatan Nya terhadap makhluk Nya. Karena itu iman mereka tambah kuat untuk melepaskan diri dari penyembahan-penyembahan dewa dewa. Dan bertambah ikhlaslah hati mereka untuk semata-mata menyembah Allah Yang Mana Esa.

Kemudian setelah mereka bangun dari tidur yang lama itu, mereka saling bertanya satu sama lain untuk mengetahui keadaan mereka serta ketentuan Allah terhadap mereka sehingga mereka akhirnya dapat menarik pelajaran dan bukti keagungan Allah SWT. Bertambah yakinlah hati mereka, dan bersyukur atas segala nikmat dan kemuliaan yang dianugerahkan Allah kepada mereka.

Berkatalah salah seorang mereka kepada kawan-kawannya: "Berapa lama kalian tinggal dalam gua ini." Dia menyatakan ketidaktahuannya tentang keadaan dirinya sendiri selama masa tidur itu lalu meminta kepada lainnya untuk memberikan keterangan. Kawan-kawannya menjawab: "Kita tinggal dalam gua ini sehari atau setengah hari".

Yang menjawab itupun tidak dapat memastikan berapa lama mereka tinggal sehari atau setengah hari, karena pengaruh tidur masih belum lenyap dari jiwa mereka. Mereka belum melihat tanda-tanda yang menunjukkan lamanya di gua itu. Kebanyakan ahli tafsir mengatakan waktu mereka datang memasuki gua dulunya pada pagi hari, kemudian waktu Tuhan membangunkan mereka dari tidur adalah sore hari.

Karena itulah orang yang menjawab ini menyangka bahwa mereka di gua itu adalah satu atau setengah hari. Kemudian berkata lagi kawan-kawannya yang lain: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kamu tinggal di sini". Kata-kata kawan-kawan mereka yang terakhir ini sangat bijaksana untuk membantah pernyataan dan jawaban kawan-kawan mereka yang terdahulu.

Meskipun mereka diberi Allah berupa karamah (kemuliaan) namun mereka masih berbincang juga tentang diri mereka dengan perkiraan-perkiraan. Seorang wali boleh berbicara hal yang bukan masalah iktiqadiyah dengan perkiraan yang kuat dan boleh jadi salah. Maka pernyataan kawan mereka yang terakhir ini seakan-akan diilhami oleh Allah SWT, atau didasarkan atas bukti-bukti nyata. Sesungguhnya masa yang panjang itu hanya dapat diketahui dan ditentukan secara pasti oleh Allah SWT.

Mereka akhirnya menyadari keterbatasan kemampuan mereka untuk mengetahui yang gaib, hal yang gaib ini benar-benar masih kabur bagi mereka. Setelah sadar itu, barulah perhatian mereka beralih kepada kebutuhan mereka yang pokok yakni makan dan minum. Disuruhlah salah seorang di antara mereka pergi ke kota dengan membawa uang perak untuk membeli makanan.

Menurut riwayat namanya Tamlikha. Sebelum membeli itu terlebih dahulu dia hendaknya memperhatikan makanan itu mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang kurang baik. Makanan yang halal dan baik itulah yang dibawa kembali ke tempat perlindungan mereka.

Dipesankan pula kepada utusan ke kota itu agar dia berhati-hati dalam perjalanan, baik sewaktu masuk ke kota maupun kembali dari kota jangan sampai dia memberitahukan kepada seorang pun tentang keadaan diri dan tempat mereka.

Dari ayat yang artinya (maka suruhlah) salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dipetik suatu hukum yang berhubungan dengan wakalah (berwakil). Yakni seseorang yang dibolehkan menyerahkan kepada orang lain, sebagai ganti dirinya, urusan harta dan hak semasa hidupnya. Kata Ibnu Araby ayat ini paling kuat untuk menjadi dasar wakalah (berwakil).

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kamu akan mengira mereka itu) seandainya kamu melihat mereka (adalah orang-orang yang bangun) yakni tidak tidur, karena mata mereka terbuka. Lafal Ayqaazhan adalah bentuk jamak dari lafal tunggal Yaqizhun (padahal mereka adalah orang-orang yang tidur) lafal Ruquudun adalah bentuk jamak daripada lafal Raqidun (dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan kiri) supaya daging mereka tidak dimakan oleh tanah (sedangkan anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya) kedua kaki depannya (di muka pintu gua) ke luar mulut gua itu, dan apabila mereka membalikkan badannya, maka anjing itu pun berbuat yang sama, ia pun sama tidur dengan mereka walaupun matanya terbuka.

(Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi) lafal Muli`ta dapat pula dibaca Mulli`ta (dengan ketakutan terhadap mereka) lafal Ru`ban dapat pula dibaca Ru`uban; Allah memelihara mereka dengan menimpakan rasa takut kepada setiap orang yang hendak memasuki gua tempat mereka, sehingga mereka terpelihara dengan aman.

««•»»
And so, just as We did with them that which We have mentioned, it was that We aroused them, We awakened them, that they might question one another, concerning their state and the length of their stay [in the cave]. One of them said, ‘How long have you tarried?’ They said, ‘We have tarried a day, or part of a day’: [he said this] because they had entered the cave at sunrise and were awakened at sunset, and so they thought that it was [the time of] sunset on the day of their entry. Then, they said, unsure about this [fact], ‘Your Lord knows best how long you have tarried. Now send one of you with this silver coin of yours (read bi-warqikum or bi-wariqikum) to the city — which is said to be the one now called Tarsus (Tarasūs) — and let him see which is the purest food, that is, which of the foods of the city is the purest, and [let him] bring you a supply thereof. Let him be careful and not make anyone aware of you.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 18][AYAT 20]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
19of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#18:19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar