
وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا
««•»»
wadakhala jannatahu wahuwa zhaalimun linafsihi qaala maa azhunnu an tabiida haadzihi abadaan
««•»»
Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri {882}; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
{882} Yaitu: dengan keangkuhan dan kekafirannya.
««•»»He entered his garden while he wronged himself. He said, ‘I do not think that this will ever perish,
««•»»
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan memasuki kebunnya bersama saudaranya itu dan menyatakan lagi kepada saudaranya yang mukmin itu sambil menunjuk kepada kebunnya bahwa kebun-kebunnya itu tidak akan binasa selama-lamanya.
Ada dua sebab yang mendorongnya berkata demikian:
Pertama
Kepercayaan yang penuh terhadap kemampuan tenaga manusia untuk memelihara kebun-kebun itu, sehingga selamat dari kebinasaan. Dengan kekayaannya berupa mas dan perak sebagai modal, dan tenaga manusia yang berpengalaman dan berpengetahuan tentang perawatan dan pemeliharaan tanaman dan kebun, dia percaya sanggup menjaga kelestarian dan keindahan dan kesuburan kebun dan tanam-tanamannya. Ia sama sekali tidak menginsafi keterbatasan tenaga dan akal manusia dan dia tidak percaya bahwa ada kekuatan gaib yang kuasa berbuat sesuatu terhadap segala kekayaannya itu.
Kedua
Kepercayaan akan keabadian alam dan zaman. Dia berkeyakinan segala yang maujud ini kekal abadi. Tidak ada yang musnah dalam alam ini, yang terjadi hanyalah perubahan-perubahan dan pergantian menurut hukum yang berlaku. Tapi adanya air, tumbuh-tumbuhan, tanah dan lain-lainnya tidak akan putus-putusnya. Demikianlah pandangan pemilik kebun itu. Sesungguhnya dia dalam hal demikian itu telah berbuat lalim terhadap dirinya sendiri. Dia tidak jujur terhadap dirinya. Seharusnya dia bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kenikmatan kepadanya. Tiada seorangpun yang hidup bahagia dalam dunia ini hanya berdiri di atas kaki sendiri, tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Mengapa dia menyombongkan diri pada hal dia sebenarnya menyadari hal demikian itu.
Mengapa dia ingkar kepada Tuhan, pada hal dia ikut menyadari, ikut terlibat dalam perubahan alam itu sendiri, mengapa dia tidak mau mengakui siapakah sebenarnya yang menciptakan perubahan-perubahan dalam alam ini dan yang menciptakan hukum-hukum perubahan itu. Mengapa dia tidak jujur terhadap pengakuan hati nuraninya sendiri akan adanya Tuhan Yang Maha Pencipta? Sesungguhnya sikap demikian suatu kelaliman yang besar.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan dia memasuki kebunnya) dengan membawa temannya yang Mukmin itu, seraya membawanya ke sekeliling kebun serta memperlihatkan kepadanya hasil buah-buahannya. Di sini tidak diungkapkan dengan memakai lafal Jannataihi dalam bentuk Tatsniyah karena pengertian yang dimaksud adalah tamannya. Menurut pendapat yang lain disebutkan, bahwa cukup hanya dengan menyebutkan satu saja (sedang dia lalim terhadap dirinya sendiri) dengan melakukan kekafiran (ia berkata, "Aku kira tidak akan binasa) tidak akan lenyap (kebun ini untuk selama-lamanya).
««•»»
And he entered his garden, [taking] with him his companion, accompanying him all around it, showing him its fruits — God does not say [here] his ‘two gardens’, because what is meant is the beautiful [part of the] garden (rawda); or because [to mention just] one suffices — having wronged himself, through [his] disbelief. He said, ‘I do not think that [all] this will ever perish, become non-existent.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 34]•[AYAT 36]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
35of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#18:35
•[AYAT 34]•[AYAT 36]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
35of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#18:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar