Jumat, 27 Maret 2015

[018] Al Kahfi Ayat 018

««•»»
Surah Al Kahfi 18

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
««•»»
watahsabuhum ayqaatsan wahum ruquudun wanuqallibuhum dzaata alyamiini wadzaata alsysyimaali wakalbuhum baasithun dziraa'ayhi bialwashiidi lawi iththhala'ta 'alayhim lawallayta minhum firaaran walamuli/ta minhum ru'baan
««•»»
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
««•»»
You will suppose them to be awake, although they are asleep. We turn them to the right and to the left, and their dog [lies] stretching its forelegs at the threshold. If you come upon them, you will surely turn to flee from them, and you will surely be filled with a terror of them.
««•»»

Setelah mereka mendapat tempat yang aman dalam gua itu, tekunlah mereka beribadah di dalamnya sampai Tuhan menutup pendengaran mereka dan tertidurlah mereka.

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan keadaan mereka sewaktu tidur. Mereka tampaknya bangun tetapi sebenarnya mereka tidur. Berkata Ibnu Kasir: "Sebagian ahli ilmu menerangkan bahwa tatkala Tuhan menutup pendengaran mereka dengan jalan menidurkan mereka, maka mata mereka tidak tertutup rapat agar jangan cepat rusak. Bila itu tetap terbuka untuk udara, maka itu lebih tahan lama. Karena mata mereka terbuka, mereka disangka jaga; seolah-olah mereka melihat siapa yang berdiri di hadapan mereka.

Padahal mereka itu benar-benar tidur. Tapi tidur mereka berlainan dengan tidur manusia biasa. Pada tidur biasa umumnya terdapat tanda-tanda istirahat dan organ-organ tubuh terutama mata dan muka. Tidur para penghuni gua itu, menyimpang dari sunah alam yang berlaku, karena Pencipta Alam berkehendak untuk memperlihatkan kepada manusia yang ingkar pada kekuasaan dan kedaulatan Nya atas alam semesta ini.

Meskipun mereka dalam tidur mereka digerakkan Tuhan dengan membalikkan mereka ke kiri dan ke kanan sebagaimana lazimnya orang hidup yang sedang tidur, namun hal demikian tidaklah mengurangi keluar biasaan peristiwa tidur itu sendiri. Tidaklah dapat disamakan dengan berbaliknya seseorang yang tidur biasa agar supaya badan terpelihara. Tuhan Maha Kuasa memelihara badan mereka, walaupun mereka tidak membalik ke kiri dan ke kanan.

Tuhan menggerakkan mereka pada waktu tertentu, untuk menunjukkan adanya kehidupan pada mereka dan membedakan mereka dengan patung-patung atau mumi yang merupakan benda-benda mati. Walaupun misalnya mereka berbalik ke kiri dan ke kanan sekali dalam setahun, sudah cukup menunjukkan pula keajaiban yang luar biasa bagi orang-orang yang menyaksikan sebab mereka tidur lebih tiga ratus tahun lamanya.

Ahli tafsir bermacam-macam pendapat, ada yang mengatakan enam bulan sekali mereka berbalik, ada pula yang mengatakan sekali setahun pada hari Asyura, ada pula yang mengatakan sembilan tahun dan sebagainya; dan perhitungan waktu itu tidaklah penting untuk diketahui. Anjing peliharaan mereka sama pula halnya dengan keadaan mereka. Anjing itu dalam keadaan membujurkan badan dengan kedua tangannya berada di dekat pintu gua. Suasana dalam gua itu sangat menyeramkan.

Siapa saja yang ingin masuk hendak melihat keadaannya, tentulah mereka akan merasa takut, dan melarikan diri. Tak seorangpun yang berani masuk menyentuh gua itu. Tuhan menciptakan suasana seram dan menakutkan dalam gua itu, menurut Ibnu Kasir agar jangan seseorangpun yang mendekat dan menyentuh mereka.

Sampai kelak datang ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT, sebab peristiwa itu mengandung hikmah yang benar, dan atasan yang kuat bahwa janji Allah itu benar dan hari kiamat pasti datang.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kamu akan mengira mereka itu) seandainya kamu melihat mereka (adalah orang-orang yang bangun) yakni tidak tidur, karena mata mereka terbuka.

Lafal Ayqaazhan adalah bentuk jamak dari lafal tunggal Yaqizhun (padahal mereka adalah orang-orang yang tidur) lafal Ruquudun adalah bentuk jamak daripada lafal Raqidun (dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan kiri) supaya daging mereka tidak dimakan oleh tanah (sedangkan anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya) kedua kaki depannya (di muka pintu gua) ke luar mulut gua itu, dan apabila mereka membalikkan badannya, maka anjing itu pun berbuat yang sama, ia pun sama tidur dengan mereka walaupun matanya terbuka.

(Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi) lafal Muli'ta dapat pula dibaca Mulli'ta (dengan ketakutan terhadap mereka) lafal Ru'ban dapat pula dibaca Ru'uban; Allah memelihara mereka dengan menimpakan rasa takut kepada setiap orang yang hendak memasuki gua tempat mereka, sehingga mereka terpelihara dengan aman.
««•»»
And you would have supposed them — had you seen them — awake, that is, conscious, because their eyes were open (ayqāz, ‘awake’, is the plural of yaqiz), though they were asleep (ruqūd is the plural of rāqid). And We caused them to turn over to the right and to the left, lest the earth consume their flesh, and their dog [lay] stretching its forelegs, his paws, on the threshold, at the opening of the cave: whenever they turned over it would turn over just like them, both during sleep and consciousness. If you had observed them you would have turned away from them in flight and you would have been filled (read la-mulli’ta or la-muli’ta) with awe because of them (read ru‘ban or ru‘uban, ‘awe’): [it was] through this awe that God protected them from anyone entering upon them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#18:18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar