Kamis, 07 Mei 2015

[018] Al Kahfi Ayat 024

««•»»
Surah Al Kahfi 24

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِي رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا
««•»»
illaa an yasyaa-a allaahu waudzkur rabbaka idzaa nasiita waqul 'asaa an yahdiyani rabbii li-aqraba min haadzaa rasyadaan
««•»»
Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah" {879}. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
{879} Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.
««•»»
without [adding], ‘if Allah wishes.’ And when you forget, remember your Lord, and say, ‘Maybe my Lord will guide me to [something] more akin to rectitude than this.’
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa perkataan Nabi di atas hendaklah disertai dengan kata-kata "Insya Allah" yang artinya "jika Allah mengizinkan". Sebab kemungkinan seseorang akan meninggal dunia sebelum hari besok itu datang dan barangkali ada suatu halangan. sehingga dia tidak dapat mengerjakan apa yang diucapkannya itu. Maka bilamana dia menyertakan dengan kata "Insya Allah", tentulah dia tidak dipandang pendusta dalam janjinya itu. Sekiranya seseorang terlupa mengucapkan kata-kata Insya Allah dalam janjinya itu, hendaklah dia mengucapkan kalimat itu sewaktu dia teringat kapan saja. Sebagai contoh pernah Rasul saw mengucapkan kata Insya Allah setelah dia teringat. Beliau mengucapkan : "Demi Allah pasti akan memerangi Quraisy, kemudian beliau diam lalu berkata: "Insya Allah...."

Sesudah Allah memberikan kepada Nabi Saw tuntunan tentang adab terhadap Tuhan ketika berjanji, atau berniat untuk melakukan suatu pekerjaan yang akan datang, maka kemudian Allah SWT menyuruh Rasul Nya supaya mengharapkan dengan sangat kepada Nya kiranya Allah memberikan petunjuk kepada beliau ke jalan yang lebih dekat kepada kebaikan dan lebih kuat untuk dijadikan alasan bagi kebenaran agama. Allah SWT telah memenuhi harapan Nabi saw tersebut dengan menurunkan cerita Nabi-nabi beserta umat mereka masing-masing pada segala zaman. Dan kisah Nabi-nabi dan umatnya itu, umat Islam memperoleh pelajaran yang sangat berfaedah bagi kehidupan mereka dunia dan akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kecuali dengan menyebut "Insya Allah") artinya, mengecualikannya dengan menggantungkan hal tersebut kepada kehendak Allah, seumpamanya kamu mengatakan Insya Allah (Dan ingatlah kepada Rabbmu) yaitu kepada kehendak-Nya seraya menggantungkan diri kepada kehendak-Nya (jika kamu lupa) ini berarti jika ingat kepada kehendak-Nya sesudah lupa, sama dengan ingat kepada kehendak-Nya sewaktu mengatakan hal tersebut. Hasan dan lain-lainnya mengatakan, "Selagi seseorang masih dalam majelisnya" (dan katakanlah, "Mudah-mudahan Rabbku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat daripada ini) yaitu berita tentang Ashhabul Kahfi untuk menunjukkan kebenaran kenabianku (kebenarannya") yakni petunjuk yang lebih benar, dan memang Allah memperkenankan hal tersebut.
««•»»
without [adding], ‘If God will’, in other words, unless [firmly] adhering to the will of God, exalted be He, by saying, ‘If God will’ (inshā’a’Llāh). And remember your Lord, that is, [remember] His will, making [things] conditional on it, if you forget, to make [things] conditional on it: mentioning it after forgetting [it] is the equal [in validity] to mentioning it at the time of the statement — as al-Hasan [al-Basrī] and others have said — as long as the person is still in the [same] place [in which he made the statement]. And say, ‘May be my Lord will guide me to [something] closer [in time] than this, [closer] than the story of the People of the Cave, as an indication of [the truth of] my prophethood, by way of guidance, and God indeed did so.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#18:24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar