Kamis, 11 Juni 2015

[018] Al Kahfi Ayat 025

««•»»
Surah Al Kahfi 25

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
««•»»
walabitsuu fii kahfihim tsalaatsa mi-atin siniina waizdaaduu tis'aan
««•»»
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sem- bilan tahun (lagi).
««•»»
They remained in the Cave for three hundred years, and added nine more [to that number].
««•»»

Kemudian Allah SWT kembali lagi menceritakan kisah Ashabul Kahfi. Dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang berapa lama mereka tinggal dalam gua itu, yakni sesudah Allah menutup pendengaran mereka. Lamanya mereka tidur dalam gua itu tiga ratus tahun menurut perhitungan ahli-ahli kitab berdasarkan tahun matahari atau tiga ratus tahun lebih sembilan tahun menurut perhitungan orang Arab berdasar bilangan tahun bulan.

Penjelasan Tuhan sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad saw. Beliau tidak belajar ilmu falak tapi mengetahui selisih hitungan sembilan tahun antara perhitungan matahari selama 300 tahun dengan perhitungan tahun bulan. Setiap seratus tahun matahari, tiga tahun selisih hitungannya dengan tahun bulan. Setiap tiga puluh tahun matahari, selisih hitungannya satu tahun dengan tahun bulan dan setiap satu tahun matahari berselisih sebelas hari dengan tahun bulan.

Pengetahuan demikian tentulah datang dari Tuhan. Tuhanlah yang mengalihkan perhatian Nabi kepada keindahan yang terdapat di permukaan bumi seperti sinar matahari, cahaya bulan dan segala keindahan yang ditimbulkan oleh sinar matahari itu. Pertukaran musim melahirkan keindahan-keindahan, dan pertukaran musim itu sendiri adalah karena perubahan letaknya matahari. Demikian pula tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang beraneka ragam dalam hidupnya tergantung kepada sinar matahari yang dikirim Allah ke bumi ini, maka Nabi Muhammad saw diutus kepada umat manusia sebagaimana halnya matahari. Kepada mereka diajarkan bahwa mempelajari segala keindahan yang ada di bumi ini adalah mendekatkan kepada kebenaran daripada mempelajari cerita-cerita lama atau hikayat-hikayat orang-orang zaman dahulu.

Allah berfirman:
لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya:
Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(QS. Al Mu'min [47]:57)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus) lafal Miatin dibaca dengan memakai harakat Tanwin pada akhirnya (tahun) berkedudukan sebagai 'Athaf Bayan yang dikaitkan dengan lafal Tsalaatsu Miatin. Perhitungan tiga ratus tahun ini berdasarkan hisab yang berlaku di kalangan kaum Ashhabul Kahfi, yaitu berdasarkan perhitungan tahun Syamsiah. Dan bila menurut hisab tahun Qamariah sebagaimana yang berlaku di kalangan orang-orang Arab, maka menjadi bertambah sembilan tahun, dan hal ini disebutkan di dalam firman selanjutnya, yaitu (dan ditambah sembilan tahun) yakni hisab yang tiga ratus tahun berdasarkan tahun Syamsiah dan hisab yang tiga ratus sembilan tahun berdasarkan tahun Qamariyah.
««•»»
And they tarried in the Cave three hundred (read [with tanwīn] thalāthami’atin) years (sinīn is an explicative supplement to thalāthami’atin, ‘three hundred’): these three hundred years in the case of the People of the Cave were solar years; but for [the number of] lunar ones, the Arabs add nine years thereto, and this is mentioned in His saying: and add nine, that is, nine years; in other words three hundred solar years, while three hundred and nine lunar ones.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Dhahhak. Hadis yang sama diketengahkan pula oleh Ibnu Murdawaih melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Nabi saw. mengucapkan suatu sumpah. Kemudian empat puluh malam selanjutnya Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi', kecuali dengan menyebut 'Insya Allah'". (Q.S. Al Kahfi 28-34). Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Juwaibir yang ia terima dari Dhahhak kemudian ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a. yaitu sehubungan dengan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami."
(QS. Al Kahfi [18]:28).

Sahabat Ibnu Abbas r.a. mengatakan, "Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Umayah ibnu Khalaf Al Jumahiy. Demikian itu karena Umayah menganjurkan supaya Nabi saw. mengerjakan suatu perbuatan yang tidak disukai oleh Nabi sendiri, yaitu mengusir orang-orang miskin yang menjadi pengikutnya dari sisinya, demi untuk mendekatkan akan pemimpin-pemimpin Mekah kepada dirinya. Setelah peristiwa itu, turunlah ayat di atas tadi."

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ar Rabi' yang menceritakan, bahwa Nabi saw. pernah bercerita kepada kami bahwa pada suatu hari beliau bertemu dengan Umayah ibnu Khalaf yang membujuknya, sedangkan Nabi saw. pada saat itu dalam keadaan tidak memperhatikan apa yang dimaksud oleh Umayah; maka turunlah ayat di atas tadi.

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lain melalui sahabat Abu Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Uyainah ibnu Hishn datang kepada Nabi saw. sedang sahabat Salman berada di sisinya.
Maka Uyainah langsung berkata, "Jika kami datang maka singkirkanlah orang ini, kemudian persilakanlah kami masuk". Maka turunlah ayat di atas.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#18:25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar