
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
««•»»
nahnu naqushshu 'alayka naba-ahum bialhaqqi innahum fityatun aamanuu birabbihim wazidnaahum hudaan
««•»»
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
««•»»
We relate to you their account in truth. They were indeed youths who had faith in their Lord, and We had enhanced them in guidance,
««•»»
Dalam ayat ini Allah SWT mulai menguraikan cerita Ashabul Kahfi, yang pada ayat-ayat sebelumnya, baru disampaikan secara umum. Allah SWT mengatakan kepada Rasul saw, bahwa cerita yang disampaikan ini mengandung kebenaran. Maksudnya diceritakan menurut kejadian, tidak seperti yang dikenal oleh bangsa Arab. Bangsa Arab telah mengenal cerita pemuda-pemuda penghuni gua ini, akan tetapi dalam bentuk yang salah. Umayyah Ibnu Abu Salt seorang penyair Arab zaman permulaan Islam dari Bani Umayyah meninggal dunia tahun 9 H, pernah dalam sebuah baitnya menyebut gua ini, yang menunjukkan bahwa bangsa Arab telah mengenal cerita ini.
Baitnya berbunyi:
• وليس بها إلا الرقيم مجاورا وصيد همو والقوم هجد •
Tidak ada di situ kecuali Ar Raqim (batu tertulis) yang berada di dekatnya serta anjingnya. Sedang kaum itu tidur dalam gua.
Kemudian Allah menjelaskan cerita itu bahwa sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang masih remaja yang beriman kepada Tuhan mereka Yang Maha Kuasa dengan penuh keyakinan. Meskipun masyarakat mereka menganut agama syirik, tetapi mereka dapat mempertahankan keimanan mereka dari pengaruh kemusyrikan itu. Memang para pemuda pada umumnya mempunyai sifat mudah menerima kebenaran, mereka lebih cepat menerima petunjuk ke jalan yang benar dibandingkan dengan orang-orang tua yang sudah tenggelam dalam ajaran-ajaran yang batal.
Oleh karena itu dalam sejarah, terutama sejarah perkembangan Islam, para pemudalah yang lebih banyak pertama kali menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang tua, seperti tokoh-tokoh Quraisy terus menerus mempertahankan ajaran agama yang batal, sedikit sekali dari orang tua itu yang menerima ajaran Islam.
Benarlah kata ahli hikmah:
Pokok inti kepemudaan itu adalah keimanan. Dalam masa muda itu, seseorang mulai menerima dan menemukan keimanan dan meneguhkan ke dalam pribadinya.
Berkata Al Junaid seorang Sufi:
Masa muda remaja itu, masa untuk memberikan darma bakti, tahan derita, pantang mengeluh.
Semakin banyak pengorbanan dan pengabdian mereka terhadap Tuhan, makin tambah kuat iman dan takwa mereka.
Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (batasan) ketakwaannya.
(QS. Muhammad [47]:17)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Kami ceritakan) Kami membacakan (kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya) dengan sesungguhnya. (Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk).
««•»»
We relate, recite, to you their story with truth, that is, truthfully. They were indeed youths who believed in their Lord, and We increased them in guidance.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 12]•[AYAT 14]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#18:13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar