
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا
««•»»
warabathnaa 'alaa quluubihim idz qaamuu faqaaluu rabbunaa rabbu alssamaawaati waal-ardhi lan nad'uwa min duunihi ilaahan laqad qulnaa idzan syathathaan
««•»»
Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri {875}, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".
{875} Maksudnya: berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri.
««•»»and fortified their hearts, when they stood up and said, ‘Our Lord is the Lord of the heavens and the earth. We will never invoke any god besides Him, for then we shall certainly have said an atrocious lie.
««•»»
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Allah SWT meneguhkan hati mereka dengan kekuatan iman, membulatkan tekad mereka kepada agama tauhid, dan memberikan keberanian untuk mengatakan kebenaran agama itu di hadapan raja Decyanus yang kafir dan sewenang-wenang. Sewaktu raja itu mencela dan memaksa mereka untuk menyembah berhala, mereka dengan lantang berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia." Dengan demikian mereka mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan Pencipta alam semesta ini, oleh karena itu mereka tidak akan menyembah selain Tuhan Pencipta ini.
Dalam pernyataan mereka ini, terkandung dua pengakuan tentang kekuasaan Tuhan. Pertama pengakuan mereka tentang keesaan Tuhan dalam memelihara dan menciptakan alam semesta ini. Kedua pengakuan mereka tentang keesaan Tuhan dan hak Nya untuk disembah oleh makhluk Nya. Orang-orang musyrikin mengakui keesaan Tuhan dalam menciptakan dan memelihara alam semesta ini,
sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?", Tentu mereka akan menjawab: "Allah," maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
(QS. Al Ankabuut [29]:61)
Akan tetapi orang musyrikin tidaklah mengakui keesaan Tuhan tentang berhak-Nya untuk disembah oleh hamba-hamba-Nya. Mereka menyembah berhala-berhala sebagai sekutu Tuhan yang akan mendekatkan mereka dengan sedekat-dekatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu,
sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:
مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
"....Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya."
(QS. Az Zumar [39]:3)
Sesudah pemuda-pemuda itu menyatakan pengakuan mereka tentang keesaan Tuhan, lalu mereka memberikan atasan penolakan mereka terhadap penyembahan berhala-berhala sebagaimana yang dikehendaki oleh raja Decyanus itu. Mereka menyatakan, bahwa bilamana mereka menyembah dan berdoa kepada selain Allah, berarti mereka mengerjakan yang jauh dari kebenaran.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan Kami telah meneguhkan hati mereka) Kami memperkuat hati mereka berpegangan kepada kalimat yang hak (di waktu mereka berdiri) di hadapan raja mereka yang menyuruh mereka supaya bersujud kepada berhala-berhala (lalu mereka berkata, "Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru kepada selain-Nya) yakni selain Allah (sebagai Tuhan, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran)" perkataan yang keterlaluan lagi sangat kafir jika seumpamanya kami menyeru kepada tuhan selain Allah.
««•»»
And We strengthened their hearts, to [enable them to] speak the truth, when they stood up, before their king, who had commanded them to prostrate to idols, and said, ‘Our Lord is the Lord of the heavens and the earth. We will not call on any god besides Him, that is, other than Him, for then we shall certainly have uttered an outrage, in other words, [we shall have spoken] a statement that contains shatat, meaning one of extreme disbelief, were we, hypothetically, to call on any god other than God.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 14]•[AYAT 16]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of110
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=18&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#18:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar